Prinsip Kerja Motor Starter

Motor Starte
Motor starter pada sepeda motor berfungsi sebagai kick starter agar pengendara tidak perlu lagi memakai starter kaki dan mempermudah jika ingin menyalakan mesin. meski demikian, sepeda yang memiliki kick starter dilengkapi juga kick starter untuk menanggulangi jika terjadi kerusakan pada stsrter tangan.

Pengendara diberi pilihan untuk menggunakan starter tangan atau starter kaki pada salah satunya diwaktu yang tertentu, misalnya ketika mengalami kerusakan motor starter maka kick starter seketika harus bisa digunakan.

Prinsip Kerja Motor Starter
Prinsip kerja starter mengubah energi listrik dari batere menjadi tenaga putar seketika untuk memicu hidupnya mesin.
Pada gambar memperlihatkan kontruksi dasar motor starter.

Komponen utamanya terdiri menjadi dua bagian yaitu:
▪ Kumparan medan ( fielf coil)
▪ Jangkar (armature)
▪ Pemindah tenaga dari motor starter kebagian mesin (poros engkol).

Ketika tombol starter di ON, maka arus kutup ( - ) batere mengalir melalui switch starter kemudia mengalir kekumparan medan. Switch starter berfungsi memperbesar arus yang disuplai ke motor, untuk menghasilkan gaya elektromanegtik yang besar. Kawat penghantar yang meliliti inti besar (kumparan medan) berfungsi membangitkan medan magnet. Pada kumparan medan sebelah kiri terbentuk kutup magnet utara (U) dan pada kumparan medan sebelah kanan terbentuk kutup magnet selatan (S). Dengan demikian diantara kedua kutup tersebut terdapat medan magnet yang arahnya dari (U) ke (S).

Dari kumparan medan sebelah kanan arus listrik masuk ke kumparan jangkar (Armature) melalui sikat (+) dan belahn komutator kanan. Kemudian arus menuju kutup batere (-) melalui belahan komutator kiri dan sikat (-). Dengan adanya arus pada kumparan jangkar maka kumparan tersebut terjadi gaya elektromagnetik dengan arah panah yang menyebabkan kumparan jangkar berputar. Tenaga putar inilah yang digunakan untuk memutar poros engkol sebagai pemicu hidupnya mesin.

Pada motor starter biasanya terdapat empat buah kumparan medan (pole core), masing-masing dengan jumlah lilitan yang dibuat banyak. Ini dimaksud untuk memperbesar medan magnet yang dihasilkan. Demikian juga jumlah lilitan pada armuture, dibuat banyak (berbentuk gulungan) agar makin banyak helai-helai kawat yang dikenai gaya elektromagnetik. Sehingga dapat dihasilkan tenaga putara yang cukup besar untuk memutar poros engkol. 

Kontruksi pemidah tenaga:
1. Sikat
2. Komutator
3. Armature
4. Gigi palnet
5. Gigi annulus
6. Sproket motor starter
7. Epicylic gear
8. Sproket poros engkol.

Pada salah satu ujung armature tardapat gigi epicylie yang berfunsi untuk memperkecil output putaran armature tatapi mempesar momen putarnya. Dalam memperbesar momen putar (tenaga putar) ini, dibantu juga dengan adanya perbandingan gigi sproket pada starter dan gigi sproket pada poros engkol, sehingga terjadi perbandingan reduksi, sekitar 6 : 1. Artinya jika motor starter sudah beeputar 6 kali maka poros engkol baru berputar 1 kali.


Salam otomotif

Komponen Bak Engkol

Bak Engkol (chankcase)
Bak engkol berfungsi sebagai rumah bagi komponen komponen, yaitu:
▪Poros engkol (krankhasft)
▪Gigi trasmisi (gear box)
▪Kopling (chutch)
▪pelat pelat koplingnya (magnet, alternator, pompa oli, dan kelengkapan lainnya).

Bak engkol dapat dibelah menjadi dua bagian, setelah kopling, rotor saringan oli, pompa oli, dan kelengkapan
Alternator dilepas terlebih dahulu. Gambar dibawah ini mempelihatkan bak engkol beserta kelengkapannya.











Keterangan
1. Bak mesin kanan
2. Bak mesin kiri
3. Gearshift drum
4. Garpu pemindah
5. Poros garpu pemindah
6. Baering
7. Roda gigi main shaft
8. Roda gigi counter shaft
9. Batang piston
10. Poros engkol
11. Rantai kam (chan chain)
12. Gasket
13. Chain guide
14. Tonsioner rod
15. Lock bolt
16. Tensioner arm
17. Thrust washer

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa didalam mesin terdapat beberapa komponen dalam bak engkol yan mempunyai fungsi masing-masing dan kerja sama yang baik untuk keberlangsungan mesin.

Kopling (Chutch)
Kopling berfungsi meneruskan dan memutuskan putaran dari poros engkol ke trasmisi (persneling). Umumnya kopling yang digunakan pada sepeda motor adakah tipe basah dengan pelat ganda, artinya kopling dan komponen kopling lainnya terndam dalam minyak pelumas dan terdiri atas beberapa pelat kopling.












Keterangan
1. Clutch pressure plate
2. Push piece
3. Clutch drive plate No. 1 (3.00)
4. Chutch driven plate
5. Clutch drive plate No. 2 (T: 3.50)
6. Chutch push rod
7. Concaved washer
8. Washet seat
9. Chuctch sleeve hub
10. Chutch housing
11. Oli pump driven gear

Ada Dua Jenis Kopling
1. Kopling mekanis
Di tempatkan pada poros utama yang dan cara kerja kopling mekanis menggerakkan semua roda gigi transmisi untuk menyatukan rumah kopling dengan hub kopling digunakan pada dua tipe pelat, yaitu pelat tekan dan pelat gesek.

2. Kopling otomatis
Kopling otomatis banyak dipakai pada sepeda motor jenis bebek, kopling jenis ini biasanya ditempatkan pada bagian poros engkol.

Kopling otomatis terdiri atas dua unit kopling, yaitu kopling pertam dan kopling kedua.
Dibawah ini kita bisa bedakan antara kopling pertama dan kopling kedua, perhatikan gambar:

Kopling pertama ( kopling langsung)









Keterangan
1. Spacer
2. Primary drive gear
3. Thrust washer
4. Shoe
5. Kick starter
6. Lock washer
7. Nut
8. Kick drive gear

Kopling kedua (kopling pada pemindah gigi persneling)










Keterangan
1. Cirelip
2. Washer
3. Spiring
4. Pressure plate
5. Drive plate
6. Driven plate
7. Primary driven gear
8. Driven plate No. 2
9. Sleeve hub
10. Cirelip
11. Push piece
12. Thrust bearing
13. Plug

Kedua jenis kopling pertama dan kopling kedua cara melayani kopling ini membebaskan ( memutuskan) putaran poros engkol. Kopling mekanis, pembebasan dilakukan dengan cara menarik handel kopling pada batang kemudi. Sedangkan pada kopling otomatis, pembebasan dilakukan secara otomatis pada saat putaran rendah.


Salam Otomotif..

Fungsi Transmisi Dan Starter

TRANSMISI (GEAR BOX)
Gigi transmisi berfungsi mengatur tingkat kecepatan dan gaya dorong mesin sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor. Perangkat utama gigi transmisi ini ditempatkan pada kotak gigi (gear box). Jumlah gigi yang ada pada gear box ini bergantung pada model dan kegunaan sepeda metor.

Mekanisme Pemindahan Gigi
Pada saat pedal pemindahan gigi ditekan, poros pemindah gigi berputar. Pada bagian shift drum dipasang garpu pemilih gigi yang diberi pin (pasak). Pasak ini akan mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Agar shift drum dapat berhenti berputar pada titik yang dikehendaki, maka pada bagian lainnya (dekat dengan pemutar shift drum), dipasang sebuah roda yang dilengkapi dengan pegas dan bintang penghenti putaran shift drum. Penghenti putaran shift drum ini dapat berbeda untuk jenis sepeda motor yang berbeda, tetapi prinsip kerjanya sama.

Garpu pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser ini akan bergerak ke kiri atau ke kanan mengikuti gerakan garpu pemilih gigi. Bergerak gigi geser berarti mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki dengan bagian poros tempat gigi itu berbeda.
Gigi geser, baik yang berada pada poros utama (main shaft) maupun yang ada pada poros pembalik (lay shaft), tidak dapat berputar bebas pada porosnya. Lain halnya dengan gigi kecepatan (1, 2, 3, 4, dan 5). Gigi ini dapat bebas berputar pada masing-masing porosnya. Jadi, yang dimaksud gigi masuk adalah penguncian gigi kecepatan dengan poros tempat gigi itu berbeda, dan sebagai alat pengunciannya adalah gigi geser.

STARTER KAKI (KICK STARTER)
Untuk menghidupkan mesin perlu dipergunakan starter sebagai penggerak (pemutar) awal. Pada sepeda motor dikenal dua macam cara menyetel mesin yaitu:
1. Dengan cara starter kaki (kick starter)
2. Dengan bantuan motor starter
Starter kaki bekerja secara mekanis dimana putaran awal dihasilkan dari injakan (tekanan) kaki pengendara pada tangkai starter. Hentakan tekanan pada tuas starter menyebabkan berputarnya berputarnya poros kick starter, roda gigi penggerak Kemudian keporos utama dan ahirnya keporos engkol. Berputarnya poros engkol awal merupakan awal dari dibidupkannya mesin.

Ada Tiga Tipe Starter
1. Tipe Rachet
Ketika starter ditekan, pegas rachet pada pinion sehingga keduanya bersatu dan meneruskan daya. Ketika tuas starter dilepaskan, rachet bergeser lagi kesisi pelat penuntun melepaskan diri dari pinion.

2. Tipe Ulir
Pada tipe ini penekanan terhadap tuas starter menyebabkan roda gigi bergerak bergeser dan bersatu dengan roda gigi poros starter. Ketika mesin sudah hidup, roda gigi penggerak bergeser kembali untuk melepaskan diri dari roda gigi pada poros starter.

3. Tipe Pawl Lifter
Tipe Pawl Lifter mempunyai mirip dengan tipe rachet. Staeter pawl ditetapkan pada lubang spie didalam roda gigi agar dapat memutarnya. Ketika tuas starter dilepas starter pawl menghubungkan stopper dan dorongan masuk, ini berarti rachet melepaskan diri dari roda gigi.

Salam Otomotif..
posted from Bloggeroid

Sistem Kopling Pertama Dan Kopling Kedua

Kopling Pertama (Kopling Langsung)
Kopling psertama ditempatkan pada poros engkol dan terdiri menjadi tiga komponen yaitu:
1. Pasangan sepatu ( kanvas) kopling
2. Pemberat sentrifugal pegas pengembali dan,
3. Rumah kopling.
Pada putaran stasioner (putaran rendah), putaran poros engkol tidak diteruskan ke gigi pertama penggerak ( primary drive gear) maupun ke gigi pertama yang digerakkan (primary drive gear). Ini terjadi karena rumah kopling bebas ( tidak ikut berputar) terhadap kanvas, pemberat, dan pegas oengembali yang terpasang pada poros engkol.

Pada saat putaran mesin rendah (stasioner), gaya sentrifugal dan kanvas kopling, pemberat menjadi kecil hingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan ditarik ke arah poros engkol. Akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan gigi pertama penggerak menjadi bebas terhadap poros engkol.

Saat putaran mesin bertambah, gaya setrifugal semakin besar sehingga dapat mendorong kanvas kopling mencapai rumah kopling. Rumah kopling ikut berputar dan meneruskan ke tenaga gigi pertama yang digerakkan.

Kopling Kedua ( Kopling Pemindah Gigi Persneling)

Perangkat kopling kedua ditempatkan bersama primary drive gear pada
poros center (countershaft) dan berhungan langsung dengan mekanisme pemindah gigi persneling.
Pada saat gigi persneling dipindahkan oleh pedal pemindah gigi, kopling kedua ini dibebaskan oleh penggerak poros pemindah (gear shifting shaft).Cara Kerja kopling seperti gambar dibawah ini:

Pada saat pedal pemindah dioporasikan, penuntun peluru yang berhubungan dengan poros pemindah juga akan ikut berputar memaksa peluru keluar dan mendorong penuntun peluru bagian luar ke arah A. Dengan terdorongnya penuntun peluru bagian luar ini akan menekan lengan pembebas. Lengan pembebas pada ujung lain akan menekan bantalan penekan (push piece) yang terpasang ujung poros counter ke arah B. Bantalan penekan akan menekan pegas kopling ( berbentuk piringan cembung) sehingga drive plate dan driven plate saling renggang dan memutuskan hubungan kopling kedua. Dengan bebasnya kopling kedua ini tenaga tidak dapat diteruskan dari primary driven gear ke poros ceunter, sehingga pemindahan gigi dapat dilakukan dengan lembut.


Salam Otomotif...

Cara Kerja Kolping Pada Motor

Rumah kopling (chutch housing) ditempatkan pada poros utama (main shaft), yaitu poros yang menggerakkan semua roda trasmisi. Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap poros utama, artinya bila rumah kopling berputar, poros utama tidak akan ikut berputar.
Pada bagian luar rumah kopling terdapat roda gigi. Roda gigi ini berhungan langsung roda gigi pada poros engkol sehingga bila poros engkol berputar maka rumah kopling juga ikut berputar.
Agar putaran rumah kopling dapat sampai pada poros utama maka poros utama dipasang Hub kopling (cluch sleeve hub). Untuk menyatukan rumah kopling dengan Hub kopling digunakan dua tipe yaitu:
● Pelat Tekan (chutch driven plate)
● Pelat Gesek (chutch rive plate)
Pelat gesek dapat bebas bergerak terhadap hu kopling, tetapi tidak bebas terhadap rumah kopling. Sebalimnya, pelat tekan dapat bebas bergerak terhadap rumah kopling, tetapi tidak bebas pada hub kopling. Pethatikan pada gambar:


Bila handel kopling pada batang komudi bebas (tidak ditarik) maka pelat tekan dan pelat gesek dijepit oleh piring penekan (chuch pressure plate) dengan bantuan pegas kopling. Ini berarti tenaga putar dari poros engkol hingga sampai pada roda belakang. Perhatikan pada gambar:


Bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas kopling akan menekan batang tekan (push rod) yang ditempatkan didalam poros utama. Push rod akan mendorong piring penekan ke arah yang berlawana dengan arah gaya pegas kopling. Akibat pelat gesek dan pelat tekan saling meranggang dan putaran rumah kopling dan pelat geseknya saja.

Salam Otomotif

Cara Kerja Dan Fungsi Karburator


Bercerita tentang kendaraan, khususnya kendaraan roda dua (motor) terkadang kita sering menyebut atau mendengar istilah Karburator. Tetapi kita masih bingun bagaimana fungsi dan cara kerja karburator.

Adapuñ Fungsi Dan Cara kerja Karburator:
1.Fungsi Karburator
Karburator berfungsi memcampur bahan bakar (bensin) dan udara perbandingan tertentu menurut kecepatan dan beban sepeda motor. TabelBerikut Menggambarkan Perbandingan Campuaran Udara Dan Bensin Sesuai Dengan Kondisi Mesin:
Kondisi Motor Perbandingan Campuran Udara : Bensin
Start 1 - 8 : 1
Stasioner 8 - 10 : 1
Kecepatan Rendah 12 - 14 : 1
Pemakaian Biasa(beban rendah) 15 - 16 : 1
Pemakaian beban berat 12 - 14 : 1


2.
Konstruksi Dan Dasar Kerja Karburator__
Kontruksi dasar Karburator yang umum digunakan pada sepeda motor ditunjukkan pada gambar.

Karburator seperti ini sering disebut Karburator Amal Type yang memiliki katup gas (throttle valve) berbentuk piston.

Dasar Kerja Karburator
Dasar kerja karburator mengubah cairan menjadi berbentuk kabut dengan mengandalkan kevakumam ketika piston bergerak turun pada langkah isap. Karena kevakumam ini, udara mengalir dalam silinder melalui karburator. Banyak udara masuk diatur oleh besar-kecilnya bukaan skep (
throttle valve) yang dikendalikan tarikan kabel gas. Makin ditarik skep, skep makin membuka dan makin banyak udara masuk.
Udara yang masuk bergerak lebih cepat ketika melewati venturi, yaitu bagian lubang sempit pada lubang utama (
main bore) karburator. Udara yang bergerak cepat ini sangat bertekanan sangat rendah (vakum) sehingga membuat butiran bensin terpaksa keluar dari mulut nozzle menuju silinder.

3. 
Proses Kerja Karburator
Ketika putaran mesin rendah (
idle). Lubang utama (main bore) hanya terbuka sedikit (1/8 lubang utama). Pada saat udara masuk selain melaui lubang utama juga ada yang melalui pilot-jet yang kemudian menorobos lubang bypas. Dengan adanya dua aliran tersebut menyebatkan ruang disekitar pilot outlet menjadi vakum. Akibatnya, pilot-jet menyemburkan bensin lewat pilot outlet__. Lihat pada gambar:


Mulai 1/8 bukaan skep, udara dari lubang utama ada yang langsung lolos ke mulut karbulator. Akibatnya sekitar rumah jarum skep (needle jet) vakum. Semburan bensin dan udara tidak berpusat dilubang pilot-jet tetapi juga menyemprot melalui bypass port. Pada tingkat bukaan kedua ini yang sangat berperan adalah coakan di skep. Makin tinggi coakan, makin besar udara yang masuk dan semaki banyak bensin yang tersembur.

Saat skep terangkat antara 1/4 sampai 3/4, aliran udara ke rumah skep bertambah besar, sehingga tingkat kevakumam bertambah tinggi. Akibatnya, semburan bensin lebih besar dari celah antara jarum skep dan rumahnya. Sebagian kecil mengalir melalui jalur bypas. Disini yang berperan penyemprotan campuran bensin dan udara adalah jarum skep dan rumahnya (nozzle). Makin besar celah antar nozzle dan jarum skep makin banyak bensin disemburkan. Sering terjadi stelan pada jarum skep ini sulit diatur karena jarum skep dan rumahnya sudah aus.
Kinerja esin bertambah besar ketika skep terbuka dari 3/4 sampai penuh. Pada gambar:

Laju bensin diatur spenuhnya oleh main-jet dan main bore. Volume bensin dari ruang pelampun juga turut berperan. Jika volume bensin di ruang itu kurang, suara mesin jadi kasar. Sebaiknya bila main-jet atau volume bensin berlebihan, putaran mesin tidak meningkat meskipun gas ditarik penuh, bahkan sepeda motor tidak mau bergerak.



Sekian dari kami,
Salam Nafas Tua

Komponen Blok Silinder

Di dalam blog selinder terdapat lubang silinder, piston dan kelengkapannya, dan kelengkapan penggerak katup. Perhatikan komponen-komponen yang berada dalam blok silinder pada gambar:


1. Cam chain guide
2. Dowel pin
3. O-ring
4. Gasket kepala silinder
5. Silinder
6. Gasket silinder
7. Dowl pi
8. Clip pena torak
9. Pena totak
10. Torak
11. Cam chain guide
12. Cam chain
13. Baut penyetel rantai
14. Bak mesin kiri
15. Bak mesin kanan
16. Baut silinder
17. Batang penggerak

Piston Dan Kelengkapannya
Piston bergerak bolak balik di dalam silinder. Dalam silinder itu piston bertugas:
mengkompresi gas.
menerima hasil pembakaran dan meneruskan keporos engkol.
membuka dan menutup lubang masuk, lubang traspor, dan lubang buang (pada mesin dua tak).

a. Ring piston
Ring piston selain berfungsi sebagai perapat komprensi, juga sebagai pengantar panas.
Motor dua langkah biasanya memiliki dua ring piston (ring atas dan ring kedua). Sedangkah motor empat langkah memiliki tiga ring piston (ring atas, ring kedua, dan ring oli).
Pada tepi bagian atas ring pertama dan kedua dibuat miring (inercut). Fungsinya adalah untuk menekan ring ke dinding silinder ketika terjadi tekanan dari ruang bakar
Ring oli terdiri atas tiga komponen yaitu, dua sinde rail dan satu spacer.

b. Piston Over size
Antara piston dengan dinding silinder terdapat celah (clearence). Celah tersebut diperlukan agar piston tidak macet saat kondisi panas. Tetapi celah tersebut tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan, misalnya batas pemakaian 0,120 mm.
Apabila celah sudah melewati batas maka celah tersebut harus dikembalikan ke standar atau over size. Artinya diameter dalam silinder diperbesar, ukuran piston juga diganti dengan lebih besar. Ukuran over size adalah 50 dan 100.

Batang piston (Connecting Rod atau Con-Rod)
Batang piston berfungsi menghubungkan piston dengan poros engkol, sehingga gerak bolak balik, piston dapat diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol.
Bagian ujung atas batang torak disebut small end dan bagian ujung bawahnya disebut bin-end. Pada bagian tersebut diberi bantalan rol(roller bearing). Sedangkan pada motor empat langkah hanaya bagian big-endnya saja yang duberi roller bearing.

Poros Engkol
Poros engkol berfunsi untuk mengubah gerak bolak balik piston nenjadi gerak putar. Poros engkol di bedakan menjadi dau, yaitu:
1. Tipe Asembled
Biasanya tipe ini menggunakan pada sepeda motor berkafasitas kecil dan berselinder tunggal.
2. Tipe One Piace Forged
Biasa dipergunakan pada sepeda motor yang berkafasitas besar dan multi silinder.

Katup
Katup pemasukan dan katup pembuangan hanya ada pada motor empat langkah. Katup masuk digunakan untuk pemasukan (pengisian) gas bensin. Sedangkan katup buang untuk mengeluarkan gas bekas pembakaran.
Dudukan katup (valve seat) dirancang untuk tidak terjadi kebocoran pada bagian yang bersentuhan dengan katup secara sempurna. Dalam gerakan menutup dan membuka katup diarahkan oleh pengaruh katup (valvegaude).

Kerenggangan Katup
Kerenggangan katup (celah klep) terdapat di antara ujung katup dan sekrup penyetel pada rokker arm. Sebaliknya jika kerenggangan terlalu kecil, katup tidak dapat duduk dengan tepat (maksimal). Hal yang paling buruk jika kerenggangan katu terlalu kecil.

Poros KamChamshaft
Poros kam bertumpu pada dua Bearing untuk mengurangi gesekan. Ksedua bearing dipres pada poros kam, demikian juga pemasangan Cam sprocker.


Catatan
Besarnya kerenggangan katup masuk dan katup bhang sekitar 0,04-0,07 mm. Laksanakan pengukuran atau penyetelan katup pada saat mesin dingin

Salam Otomotif
Nafas Tu

Jadwal Perawatan Dan Tindakan Secara Berkala











  • No







  • Bagian







  • Tindakan setiap Dicapai Jarak Tempuh
  • 1 Saringan udara Bersihkan setelah menempuh 3000 km selanjutnya 2000
    2 saringan bensin Bersihkan setiap 4000 km
    3 Saringan oli mesin bersihkan setelah menempuh 1000 km selanjutnya 5000 km
    4 Baut-baut dan Mur-mur pada rangka kencangkan setelah 5000 km
    5 suspensi belakang Periksa setelah 1000 km dan selanjutnya setiap 5000 km
    6 suspensi garpu depan periksa setelah 1000 km dan selanjutnya setiap 5000 km
    7 Ban dan roda Periksa setelah 1000 km dan selanjutnya setiap 3000 km
    8 kemudi Periksa setelah 1000 km dan selanjutnya setiap 3000 km
    9 Kopling Periksa setelah menempuh 1000 km dan selanjutnya setiap 5000 km
    10 Rantai penggerak periksa, bersihkan, dan stel bila perlu setiap 5000 km
    11 Jarak main kabel gas Periksa dan stel setelah 500 km, 3000 km selanjutnya 2000
    12 Putaran langsam pada karbulator Periksa, bersihkan dan stel setelah 500 km, 1500 km, 3000 km, dan selanjutnya setiap 2000 km. Bongkar dan bersihkan karbulator setiap 12000 km
    13 pompa oli bersihkan setelah menempuh 1000 km selanjutnya 5000 km
    14 saringan (selang) bensin periksa setelah menempuh 1500 km, 3000 km, selanjutnya setiap 2000 km. Ganti setelah 4 tahun
    15 Busi Periksa dan bersihkan setelah 1000 km, 3000 km, dan selanjutnya setiap 6000 km
    16 Kepala selinder dan selinder (khususnya mesin 4 tak) Bersihkan setiap 3000 km
    17 Mur kepala selinder Periksa dan kencangkan setelah 500 km, 1500 km, 3000 km, dan selanjutnya setiap 2000 km
    18 Baut-baut pipa knalapot Periksa dan kencangkan setelah 500 km 300 km, dan selanjutnya setiap 2000 km
    19 keranggan katup (khususnya mesin 4 tak) Periksa, bersihkan setelah menempuh 500 km, 1500 km, 3000 km, dan selanjutnya setiap 2000 km
    20 Batere (aki) periksa cairan aki setelah menempuh jarak 500 km, 1500 km, 3000 km, dan seterusnya 2000
    21 Minyak rem (khususnya rem hidrolis) Periksa setiap km 5000 km dan ganti setiap 2 tahun
    22 Selang rem Periksa setiap 5000 km dan ganti setiap 4 tahun
    23 Sepatu rem atau pad Periksa, dan stel bila perlu setiap 5000 km bersihkan setelah menempuh 1000 km selanjutnya 5000 km
    24 Jarak main bebas rem Periksa dan stel setelah 500 km, 1500 km, 3000 km, dan selajutnya 2000 km
    25 Platina (khusus pengapian dengan platina) Periksa, bersihkan, dan stel atau ganti bila perlu setelah 500 km, 1500 km, dan selanjutnya setiap 5000 km
    26 Oli trasmisi Ganti setelah menepuh 1000 km dan selanjutnya 5000 km
    27 Oli mesin Ganti setelah menempuh 500 km, 1500 km, dan selanjutnya 2000 km
    28 Pelumasan






  • Kabel gas
  • Kabel rem
  • poros cam rem
  • Kabel sepeda motor
  • Beri oli pelumas 6000 km







  • Handel gas
  • Pegangan re
  • Gearboa speedmeter
  • Pedal rem
  • Bearing stang stir
  • As kick starter
  • As pedal rem As penyangga samping
  • As penyangga tengah
  • Bearing roda
  • Beri oli pelumas 12000 km
    Catatan: ■Sebelum melumasi, bersihkan terlebih dahulu noda jarak. Bekas gemuk atau kotoran lain. ■Lumasi bagian yang mudah berkarat atau gemuk, terutama bila sepeda motor digunakan pada hujan. ■Hati-hati jangan menggunakan gemuk terlalu banyak pada poros-poros cam rem. Bila gemuk mengenai bagian lapisan kamvas akan menyebatkan rem slip.

    Pelaksanaan Dan Perawatan Berkala



    Sepeda motor yang dipakai terus menerus tanpa diberikan perawatan yang teratur, lambat laun akan mengalami kerusakan lebih cepat dan akan memakan biaya lebih besar dan membuang banyak waktu bagi pemiliknya. Di samping itu pula, sepeda motor yang tidak terawat tidak dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamaan bagi pengendaranya. Jadi sebagai pengendara sepeda motor harus memahami kendala-kendala apa saja yang perlu diketahui dan jadwal perawatan berkala bagi kendaraan.

    Semua pemilik kendaraan khususnya sepeda motor pasti punya harapan yang sama bahwa kendaraan itu ingin selalu dalam kondisi yang stabil dan berumur yang panjang. Harapan itu dapat terwujud, asalkan sipemilik mau meluangkan waktunya untuk merawat kendaraan dengan ruting secara baik dan benar terhadap kendaraan miliknya.

    JADWAL PERAWATAN BERKALA
    Jadwal perawatan berkala yang dikemukakan disini hanya bersifat saran saja, untuk pemilik sepeda motor yang sama sekali tidak memiliki buku pedoman (servis menual). Rentang jarak tempuh atau jarak operasi yang disusun dalam jadwal ini dipilih yang paling pendek demi menjaga kondisi mesin dan keamanaan bagi pengendara.

    Perlu juga dipahami perawatan dan tindakan secara berkala yang diuraikan berikut ini berdasarkan kondisi umun, artinya sepeda motor dioporasikan dalam keadaan biasa saja. Tentu sangat berbeda dengan pemakaian berat, misalnya jalan yang berdebu dan berlumpur karna secara otomatis mesin sepeda motor akan bekerja keras. Maka pemeriksaan harus lebih sering dilakukan. Disarankan rentang oporasinya diperpendek sampai 50%.

    PELAKSANAAN PERAWATAN BERKALA DAN PENYETELAN
    pada bagian ini akan dibahas cara-cara servis perbaikan ringan tiap bagian yang termasuk dalam bagian perawatan berkala. Banyak hal yang perlu kita pelajari hanya dengan melihat kondisi kendaraan roda dua (sepeda motor) sehingga kita bisa menyimpulkan masalah-masalah apa saja yang terdapat pada kendaraan. Setelah kita sudah menyengetahui pelaksanaan perawatan berkala dan penyetelan, akan mudah kita melaksanakannya.